“Dialah yang menjadikan matahari bersinar, dan bulan bercahaya, dan ditetapkan manzilah-manzilah bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu.” [TMQ Yunus (10):5].
Pengamal kaedah hisab menyatakan bahawa puasa Ramadhan boleh ditetapkan dengan memperhatikan perjalanan bulan berdasarkan mafhum ayat ini. Mereka menyatakan bahawa diciptakan matahari dan bulan agar kita mengetahui bilangan tahun dan bulan. Atas dasar ini, kita juga boleh menentukan bila masuknya bulan Ramadhan dengan cara perkiraan (hisab). Sebenarnya ayat ini dan ayat-ayat yang hampir sama maknanya, tidak sama sekali menunjukkan perintah untuk memulai puasa Ramadhan dengan hisab. Ayat ini hanya berhubungan dengan kegunaan diciptakan matahari, bulan dan manzilah-manzilahnya (kedudukan), yakni untuk mengetahui bilangan tahun dan waktu.
“Berpuasalah kalian apabila melihat hilal (anak bulan), dan berbukalah (berEidul Fitri) kalian apabila melihat hilal. Dan jika hilal itu tertutup dari (penglihatan) kalian, maka sempurnakanlah (genapkanlah) bilangan bulan Sya’ban itu 30 hari.” [HR Bukhari dari Abu Hurairah].
ak harap pasni korang bukan suke2 puasa n raya ye (+) tak ada malu kalo orang bukan islam tanya kan2..hehe. kalau korang nk tahu lg lanjut check it out r blog sahabat ni http://marjanmunawarah.wordpress.com....selamat berpuasa.